Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Kepada mereka yang 'dikutuk" untuk Menuliskan Kebenaran

Kepada mereka yang 'dikutuk' untuk menuliskan kebenaran. Kebenaran tetaplah kebenaran yang getarannya bisa dirasa setiap manusia yang masih miliki nurani. Lantas, bagaimana jika kita sendiri takut menuliskannya? mengungkapkan sebuah fakta? tapi, bukankah apapun dan bagaimanapun caranya, kebenaran akan menunjukkan dirinya dari seluruh penjuru mata angin, dari seluruh pelosok wilayah, dari jalan-jalan becek, kampung-kampung kumal, dari balik jeruji besi, atau dari istana megah para penguasa. -Terinspirasi dari "Jalan Sorang Penulis" Seno Gumira Ajidarma

Muhasabah Petang Lalu

”Barangsiapa yang belum pernah menemui kesulitan dalam proses pembelajaran ketika itu akan datang kepadanya suatu yang cepat berupa kesulitan dan kebodohan sepanjang hidupnya.” Cambuk bagi kita perkataan ulama Mesir diatas. Sebuah cambuk yang seharusnya menjadi renungan untuk para penuntut ilmu.

Ini antara Kau dan Aku

           “Jangan pernah lupain aku ya, De” katamu meminta.           Aku terperangah. Adakah yang salah? Ah ya, mungkin sepekan ini aku terlalu sibuk dengan tugas-tugas yang menumpuk. Tentu, karena aku yang menumpuknya.             Beberapa waktu lalu kau mengirimku pesan singkat meminta sedikit tausiyah atau sekedar motivasi.. Aku tak tau suasana apa yang sedang hinggap di hatimu. Tapi jika begitu, pastilah ada sesuatu yang membuatmu resah tak nyaman. Bukankah dulu itu yang sering kulakukan. Menyapamu meski hanya lewat pesan singkat berisi kata-kata sederhana. Tanpa kau minta. Beberapa pekan ini? Bukan karena aku melupakanmu. Ah, siapa yang mampu melupakan seorang teman, sahabat, yang telah ku anggap sebagai bagian dari hidupku. Jikapun lama tak singgah di kotamu, percayalah...jika waktu mengizinkan, tentu...tentu tempat pertama yang ku kunjungi adalah rumah tempatmu tinggal.

Sajak Palsu (Agus R, Sarjono)

Selamat pagi Pak, selamat pagi Bu, ucap anak sekolah dengan sapaan palsu.   Lalu mereka pun belajar sejarah palsu dari buku-buku palsu.   Di  akhir sekolah mereka terperangah melihat hamparan nilai mereka yang palsu. Karena tak cukup nilai, maka berdatanganlah mereka ke rumah-rumah bapak dan ibu guru untuk menyerahkan amplop berisi perhatian dan rasa hormat palsu.   Sambil tersipu palsu dan membuat tolakan-tolakan palsu, akhirnya pak guru dan bu guru terima juga amplop itu sambil berjanji palsu untuk mengubah nilai-nilai palsu dengan nilai-nilai palsu yang baru. Masa sekolah demi masa sekolah berlalu, mereka pun lahir sebagai ekonom-ekonom palsu, ahli hukum palsu, ahli pertanian palsu, insinyur palsu.   Sebagian menjadi guru, ilmuwan atau seniman palsu. Dengan gairah tinggi mereka  menghambur ke tengah pembangunan palsu dengan ekonomi palsu sebagai panglima palsu. Mereka saksikan ramainya perniagaan palsu dengan ekspor dan impor palsu yang meng...

Apa Kabar, Ray?

                    Apa kabar, Ray? Bukankah jawabanmu adalah selalu baik-baik saja. Menjawab dengan senyum terindah yang kau miliki. Menjawab dengan usapan tanganmu yang lembut di kepalaku. Untuk meyakinkan bahwa kau baik-baik saja. Bahkan disaat kritismu.                 Apa kabar, Ray? Hujan Februari masih saja sama. Langit kelabu dengan rintik airnya yang hanya berhenti pada beberapa saat saja.

Tentang Kepenulisan #2 : Ciri Penulis Kreatif

kalo ini dari Pak Dwi Suwiknyo pengasuh pesantren penulis. ~ciri penulis kreatif : 1. banyak mendengar, banyak bertanya, banyak diskusi dengan orang-orang 'lintas ilmu'. ~ciri penulis kreatif : 2. jadikan setiap orang sebagai guru, setiap tempat adalah kelas untuk belajar, dan setiap waktu adalah jam belajar. ~ciri penulis kreatif : 3. suka mencatat ide-ide dalam buku: ba...nk ide, pena dan buku saku adalah teman terdekat untuk menjaring ilmu. ~ciri penulis kreatif : 4. mampu menguasai (mood) diri, tau cara untuk menstimulus diri, dan bisa segera menulis dalam berbagai kondisi. ~ciri penulis kreatif : 5. suka membaca tulisan sendiri, sehingga bisa banyak belajar dari kesalahan dalam menulis, dan mendapat ide baru. ~Ini ciri-ciri penulis kreatif : 6. suka riset, suka cari data-data terbaru;  7. gemar menulis dengan cepat, biar salah nggak apa-apa, ntar bisa diedit;   8. suka menghubung-hubungkan berbagai ilmu dalam satu tulisan, jadi tulisannya lebih berwarna, tidak...

Tentang Kepenulisan #1

Pagiiiiiiii..........Hari ini cerah, bukan? Mari kita awali hari ini dengan bismillah dan semoga hal-hal baik membersamai kalian selalu. Setelah saya pikir-pikir, sepertinya blog saya ini kesannya diarish banget deh. nah...mulai saat ini, saya mau juga dong sharing2 ilmu tentag kepenulisan. semoga saja, ilmu yang sedikit ini bisa bermanfaat ya. Buat kalian yang seneng nulis, biasanya seneng juga nih dateng ke seminar-seminar/pelatihan-pelatihan menulis. selain karena ingin bertemu dengan pembicara-pembicaranya yang pastinya seorang penulis, juga pengen tau lebih banyak tentang dunia kepenulisan. Ini ada beberapa hal yang saya dapatkan ketika mengikuti seminar kepenulisan bersama bunda Asma Nadia dan Boim Lebon.

Sebuah Tamparan Halus

Melihatmu, adik kecil..terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Perutmu yang besar karena menderita kanker. Ku dengar, senin kau akan menjalani kemoterapi, yang bahkan kau sendiri tak tau apa maksudnya. Itu berarti sakitmu akan bertambah, katanya demi kesembuhanmu..meski tentu saja nyawamu tetap menjadi taruhannya. Di usiamu yang baru menginjak satu tahun delapan bulan. ahh..aku tau kuasa membayangkannya. Sekecil itu.. Kadang aku berpikir, apa salahmu, adik kecil? Tentu...tentu tak ada. Tapi terkadang Tuhan memberi itu semua bukan karena ada salah Mungkin saja ia tengah mengujimu, menguji orang tuamu, menguji nurani sesiapa saja. Dik, Aku tak tahu apa rencana Tuhan Kita...tak pernah tahu. Tapi yakinlah, Ia tahu yang terbaik. Dan kurasa, ada rencana indah yang tengah Ia persiapkan untukmu, untuk orangtuamu. -Ruang Teratai, RS Fatmawati

Malam, Pak

G erobak tua.sampah.keringat mengucur. K au seka dengn bajumu yang bersimbah debu. G erobakmu.penuh. B ungkuk kau menarik. M alam.saat orang -orang berburu kembali ke rumah. O h,sedang belajarkah anak-anakmu,menjemput masa depan yg menjanjikan. T ak sepertimu.cukup ayahmu yang bersusah. K atamu. cukup ayahmu yang merasa kegetiran itu. K atamu. S edang kakimu terus melangkah. D an,aku..hanya menjadi saksi perjuanganmu,Pak. M alam..

Untuk yang Disana

Langit disana sudah mulai gelap, ku rasa sebentar lagi turun hujan, atau bahkan tak turun setetespun hujan? S eperti penantian yang tak kunjung tiba, S eperti harap yg kadang tak sesuai. tapi..aku masih disini,mengharap hujan mengaburkan air mata yg jatuh. D an kau...tak kembali

Ibu Ajari aku

padamu ibu,bagaimana kau ajarkan untuk miliki hati yang tak pernah membeci.   bukankan kau juga pernah ceritakan,tentang manusia paling baik akhlaknya pada suatu zaman, yang menebar cinta dan kedatangannya adalah rahmat bagi seluruh alam.   tentang hati yang tak pernah menaruh dendam? tentang hati yang selalu luas karena menerima? tentang hati yang tak ada dengki? tentang hati yang selalu bahagia. lalu kau ajarkan,bu..padaku. tentang kata indah dari Nabi ku "di dalam tubuh ada segumpal darah. yang apabila ia baik,maka baik pulalah anggota tubuh lainnya. dan apabila ia buruk,buruk pulalah yang lainnya.segumpal darah itu adalah qolbu"

Catatan Sederhana

Bukankah doa mu dan doa ku adalah rahasia? Tuhan pemilik langit,bumi yg mengetahuinya. B ukankah doa mu dan doa ku adalah rahasia? J auh dari sajak2 indah namun tulus tak ternoda. B iarlah doa mu,doa ku menyatu.. L alu kembali...untukmu,untukku,untu k mereka. M aka Allah adalah sebaik baik saksi.

Catatan Sederhana

O rang-orang seringkali keterlaluan. A da yang berbuat baik,dibilang sok baik. A hh..tapi bagaimanapun,berbuat baiklah. M ereka tak akan mengerti bagaimana perasaanmu. M ereka hanya orang-orang yg sebenarnya ingin berbuar baik N amun terbentur oleh alasan-alasan mereka sendiri. B agaimanapun,berbuat baiklah di jalan yang benar, Ta k peduli mereka katakan kita ini aneh,ga biasa. Y aa..karena kebaikanmu adalah untuk dirimu sendiri

Di Penghujung Ramadhan

Di penghujung Ramadhan, rasanya pilu sekali ketika menyadari Ramadhan akan segera pergi. Di penghujung Ramadhaan, rasanya ingin berteriak “ Ku Mohon..jangan pergi” Seperti ratapan seseorang yang hendak ditinggal pergi sang kekasih. Bukan karena telalu cinta, terlalu rindu, tapi ada sedikit sesal, mengapa tak memanfaatkan waktu bersama dengan hal-hal baik. Di Penghujung Ramadhan, tinta penaku basah air mata, Menulis dan berdoa : Bilakah kesempatan tuk bertemu kembali ya Robb..” Atau jikalah ini ramdhan terakhir untukku, Biarkan kami datang dengan ampunanMu, RahmatMu, Hingga kau menyambut ku dengan RidhoMu.. Bukan campakkan murka,,, “ Laparmu...Dahagamu...Hanya sia-sia” Rabbanaghfirlanaa... 29 Ramdhan, 22.30, Masjid Fatullah-Ciputat

Masih Menunggu

Tapi kenapa pertemuan begitu menusuk? Atau haruskah selalu mengharuskan air mata? Katamu: Tak usah menunggu kembali. Sesak. Sesak sekali. Sedang orang-orang yang mencintaimu tak pernah seharipun melewati pagi dan petang tanpa berdoa agar kau kembali  disini. Tapi...Jika memang begitu, doa kami hanyalah : agar Dia menjagamu dengan penjagaan yang tiada batas.

Jika Aku Pergi Lebih Dahulu

Jika Aku Pergi Lebih Dahulu, maafku sering melukai hati...yang mungkin belum terobati Jika Aku Pergi Lebih Dahulu, terima kasih untuk kenangan indah yang kau beri, juga masa-masa duka yang terlewati. Jika Aku Pergi Lebih Dahulu...mungkin ada janji yang terabai, ada kata yang membuatmu tersakiti. Tapi aku ingin membawa secercah harap bahwa kau beri maafmu untukku yang pergi lebih dahulu.

Seperti Awalnya

Seperti awalnya, cinta tak pernah pergi dari hati manusia. Hanya mungkin ia terkikis sebab ego terlalu tinggi. Dan cinta akan bersemi indah bagi mereka yang selalu menghadirkan Tuhan Yang Cinta dalam hidupnya

Senyum Iseng: Kepada yang tidak Saya Kenal

Lulus UN bingung mau ngapain. Meskipun saya udah punya rencana dan bahkan udah daftar kuliah. Sebelum kuliah, iseng-iseng cari kerjaan iseng (?). Yaaa…dan saya menemukannya. Oh tidak…tidak…ini bukan pekerjaan iseng yang seperti anda pikirkan. Pekerjaan ini sederhana saja. Sayapun melakukannya sesuka hati saya karena saya sendiri yang mau.

Doa Untuk Puteraku

 Puisi ini dibuat oleh Jendral Douglass Mc Arthur Tuhanku … Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui kelemahannya Dan, berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan Tetap jujur dan rendah hati dalam kemenangan Bentuklah puteraku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-citanya dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja Seorang putera yang sadar bahwa mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan

Bu Guru, sekolah itu apa sebenarnya?

Bu Guru,  sekolah itu apa sebenarnya? Aku murid kelas 5 SD. Datang pagi setiap hari. Berbaris rapi dan cium tangan hormat sebelum masuk kelas.  Pelajaran pertama  matematika. Mudah sekali. Nilaiku selalu diatas sembilan. Pelajaran kedua Bahasa Indonesia. Ada peribahasa dan latihan membuat paragraf. Sesekali menjadi karangan. Karanganku tidak selalu baik. Setidaknya mendapat nilai tujuh. Pelajaran ketiga  IPA. Aku suka melihat pelangi, dan aku mengerti bagaimana proses terjadinya.  Ah nilaiku tak pernah kurang dari sembilan.  Hari-hari di sekolah, bermain dengan kawan-kawan dikelas secara sembunyi atau di lapangan saat jam istirahat. Atau  saat menunggu jemputan pulang. Tapi apakah sekolah itu? Kemaren aku dimarahi ayah karena tidak bisa menjaga adikku sehingga jatuh. Kata ayah “Percuma saja kamu juara kelas kalau mengurusi adik saja tidak bisa”. Ah aku kan anak pintar. Tapi tidak ada pelajaran yang mengajari bagaimana caranya bertanggu...

Asing, Sepi, Sendiri

Arghhh... menginjak bumi,tapi rasanya tak berpijak. berlalu mimpi,tapi rasanya tak dapat ku mengerti. menjadi sunyi,tapi rasanya tak pernah sendiri. menyentuh keramaian,tapi rasanya hanya sendiri. melambat langkah,tapi tangan2 menarikku. cepat berlari,tapi di belakang banyak melambai tangan. arghh...asing,sepi,sendiri,tergugu. melangkah ke tempat ku tuju. tapi dimana? sendiri,sepi,asing. menyanyikan lagu kesendirian..

Math VS Sastra-a novel by me-

 My Novel,,,,,,,,,! Gea dan Clara adalag dua teman yang saling berteman. Gea dijuluki Miss Sastra Lover karena sangat menyukai Sastra. Sementara Clara dijuluki Miss Math Lover karena sangata menyukai Matematika dan IPA. Persaingan Mereka membuat mereka harus saling bermusuhan. Suatu hari, Clara tidak masuk sekolah. Entah mengapa, hal tersebut membuat Gea khawatir. Hingga suatu hari, Gea mendapatkan kabar kalau Clara mengidap Thalasemia. Gea kaget, bersama teman-temannya Gea pun menjenguk Clara. Kedatangan Gea sempat ditolak Calar. Tapi, berkat ketulusan Gea, Clara pun menerima Gea. Mereka pun menjadi sahabat. Persahabatan keduanya sangat menarik untuk kita simak ceritanya karena banayak pelajaran yang bisa ceritanya karena banayak pelajaran yang bisa kita ambil. Ingin tahu kisah serunya, Beli dan baca sampai akhir ya!!! Pengarang: : Annisa Ilmi Azkia a.k.a Dede El Triana Penerbit:  DAR MIZAN Tahun Terbit: 201...

Anggapan Besar

 " Semut di sebrang pulau sangat nampak, gajah di pelupuk mata tidak terlihat" (Peribahasa) sering kali kita menganggap diri paling benar, dan orang lain salah-terlebih org yg ga kita sukai- maka kita akan slalu berusaha mencari-cari kesalahan org tersebut. merutukinya sepanjang siang dan malam. aku rasa,kita terlalu licik. menganggap kesalahan org lain begitu besar, menganggap org lain berhak dibenci karena perangainya yg tdk kita sukai. sementara kita menyalahkan org tersebut, kita jadi lupa klo diri kitapun sama buruknya atau bahkan lebih buruk dr org tersebut. ah,sayang sekali klo ternyata seperti itu. introspeksi diri masing2 mungkin jalan terbaik.

INDAHNYA KISAH HUKUM DI ZAMAN UMAR

Islamedia - Umar sedang duduk beralas surban di bebayang pohon kurma dekat Masjid Nabawi. Sahabat di sekelilingnya bersyuraa bahas aneka soal. Tiga orang muda datang menghadap; 2 bersaudara berwajah marah yang mengapit pemuda lusuh nan tertunduk dalam belengguan mereka. “Tegakkan keadilan untuk kami hai Amiral Mukminin”, ujar seorang, “Qishash-lah pembunuh ayah kami sebagai had atas kejahatannya!” Umar bangkit. “Bertaqwalah pada Allah”, serunya pada semua. “Benarkah engkau membunuh ayah mereka wahai anak muda?”, selidiknya.

Mintalah padaNya

Bukan,bukan doa mu tidak dikabulkan, tapi mungkin Allah menundanya..Dia rindu rayuanmu ketika kau memohon, Dia senang mendengar sajak2 doa yg tak pernah putus kau sampaikan padanya. Lalu pada saatnya,Dia pasti akan mengabulkannya dgn sesuatu yg jauuhh lebih indah dari yg kau pinta. Tapi teman,Allah yg punya segalanya. Sedang makhlukNya tak ada daya. Maka,apa pantas kita minta selain dari padaNya? Minta sama Allah,apa yg ingin kau pinta. Bukankah Allah tidak pernah mengecewakan kita? Allah dulu,Allah lagi,Allah terus