Langsung ke konten utama

Surat untuk Quthz #1


Quthz, ku notulensikan hasil percakapan kita semalam tentang 120 hari yang terlewat tanpa pertemuan, tanpa surat, tanpa kabar berita. Betapa bagi orang yang menunggu, waktu selalu terasa lebih lama.
Pertemuan 2 jam itu, sebenarnya tidak cukup, Quthz. Tapi, atas hikmah-hikmah yang tersurat maupun tersirat dari lisanmu, rasa-rasanya bersyukur lebih bisa mendatangkan sakinah.
Kekhawatiranmu dalam mengajar sebenarnya itu juga yang menjadi kekhawatiranku. Selama ini dibandingkan yang lain, kau pikir aku yang memiliki idealisme paling tinggi tentang mendidik? Betapa banyak orang-orang berpikir bahwa dunia Pendidikan adalah memang passionku. Quthz, bukankah jauh sebelum kita dipertemukan dengan dunia Pendidikan di mana kita menapakkan kaki di sini, aku sudah menyampaikan impianku tentang Pendidikan yang benar-benar menjadi prototype seorang muslim. Jauh sebelum kita mengenal tempat di mana kita menjejaki langkah kita di sini. Empat bulan mengajar di sekolah umum, membuatku banyak menangis. Beginikah sistem Pendidikan yang diterima anak-anak didik kita?  Salah satu sebab yang membuatku tak menerima tawaran mengajar di sekolah se-Islam Terpadu apapaun itu.
Sampai akhirnya kita di sini, Quthz. Barangkali benar yang dikatakan seorang bijak bahwa kita hanya akan dipertemukan dengan apa yang kita cari. Dengan skenario-skenario Allah yang menakjubkan, lepas, mengalir, tak terduga, aku memilih di sini. Kekhawatiran itu pasti ada, Quthz. Tapi aku lebih mengkhawatirkan tentang keadaan diriku, dengan keadaan iman yang masih compang-camping, dengan keadaan sebagai seorang hamba yang masih tertawan dosa-dosanya. Tapi aku ingat, Quthz, Allah selalu mengapresiasi sekecil apapun perubahan baik hambanya. Dan bagaimana tidak merasa bersyukur, lingkungan di tempat kita ada saat ini memfasilitasi upaya-upaya pengisian ruh kita? Maka, segala was-was itu, berlindunglah kepada Allah, Qutz. Jangan sia-siakan. Saatnya bergegas! Fafirruu ilallaah…
Qutz, semoga tetap istiqomah…

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Muhasabah Petang Lalu

”Barangsiapa yang belum pernah menemui kesulitan dalam proses pembelajaran ketika itu akan datang kepadanya suatu yang cepat berupa kesulitan dan kebodohan sepanjang hidupnya.” Cambuk bagi kita perkataan ulama Mesir diatas. Sebuah cambuk yang seharusnya menjadi renungan untuk para penuntut ilmu.

Tentang Kepenulisan #1

Pagiiiiiiii..........Hari ini cerah, bukan? Mari kita awali hari ini dengan bismillah dan semoga hal-hal baik membersamai kalian selalu. Setelah saya pikir-pikir, sepertinya blog saya ini kesannya diarish banget deh. nah...mulai saat ini, saya mau juga dong sharing2 ilmu tentag kepenulisan. semoga saja, ilmu yang sedikit ini bisa bermanfaat ya. Buat kalian yang seneng nulis, biasanya seneng juga nih dateng ke seminar-seminar/pelatihan-pelatihan menulis. selain karena ingin bertemu dengan pembicara-pembicaranya yang pastinya seorang penulis, juga pengen tau lebih banyak tentang dunia kepenulisan. Ini ada beberapa hal yang saya dapatkan ketika mengikuti seminar kepenulisan bersama bunda Asma Nadia dan Boim Lebon.

Pertemuan Kembali

Assalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barokatuh, teman-teman. Maasya Allah, alhamdulillahillazii bi ni'matihii tatimmusshalihat. Di bulan Syawwal yang insyaa Allah diberkahi ini, Allah masih memberikan kesempatan kita untuk menikmati segala karuniaNya. Maafkan, lama sekali tak bersapa langsung begini. Tersebab, ada project-project yang harus diselesaikan. Tersebab yang lain adalah, saya punya "kawan baru" yaitu mikroblog sebelah. Semoga ke depannya bisa lebih banyak bersama. Oya, project-project itu antara lain adalah mengedit tulsan seorang teman yang insyaa Allah akan meluncurkan buku keempatnya. Duh, ngomongin tentang peluncuran buku, jadi malu sendiri karena setahun kemarin merasa gak produktif untuk menulis sebuah buku, padahal target minimal setahun meluncurkan sebuah buku. Semoga tahun ini bisa tercapai. Oh, sekarang jadi tukang ngedit juga? Hehe, iya. Ahamdulillah sekaligus menerapkan ilmu yang dipelajari di kampus. Jadi kalau ada teman-teman yang membutu...