Bismillah
Alhamdulillahilladzi bi ni'matihii tatimmusshaalihat.
Beberapa waktu lalu, saya beres-beres rumah bersama keluarga.
Setiap beres-beres, saya kedapatan bagian beresin buku. Selain membereskan, juga memilah mana buku-buku yang sekiranya sudah tidak dipakai. Iya, karena buku-bukunya itu sudah lama di dalam box-box dan tidak dikeluarkan.
Sebenarnya, memberikan job untuk membereskan buku kepada saya itu adalah amanah yang sangat-sangat salah sekali. Mengapa demikian? Ada beberapa alasan, berikut ini:
1. Pastinya akan sangat lama sekali selesainya, karena kalau ada buku yang menarik pasti saya baca-baca dulu. Alhasil, itu kerjaan malah tidak kelar-kelar.
2. Sangat salah menyuruh saya memilah-milah buku bacaan yang sekiranya sudah tidak begitu penting. Pasti ga ada yang bisa saya pilih-pilih karena sayang dan mikirnya "ini berguna nih" "ini pasti kepakai", dan segudang alasan lainnya. Alhasil kalau sudah selesai, ibu saya pasti nanya "loh, mana ini buku yang udah gak kepalanya?"
Iya kan, ya. Saya termasuk orang yang sayang sekali sama buku, walaupun buku itu ga tau kapan dibacanya. Soalnya kan, proses untuk menjadi sebuah buku itu ga mudah, harus melalui rangkaian yang panjang.
Nah, waktu sedang beres-beres buku itulah saya menemukan kembali buku yang waktu kecil selalu menemani saya dan sudah lama sekali saya mencarinya di seantero rumah ibu, rumah kakak-kakak, tapi gak ketemu. Alhamdulillah pas beres-beres saya dipertemukan dengannya lagi dalam keadaan covernya sudah sobek. Judul bukunya adalah "Jejak Para Tabi'in. Selain itu, saya juga menemukan kembali serial "Kepahlawanan Sahabat Rasulullah" buku-buku ini yang menjadi "teman masa kecil" saya.
Saya baca lagi bukunya, bertemu lagi dengan Atha bin Rabi'ah, Muhammad bin Sirin, Sa'id bin Musayyab, Raja' Ibnu Haiwah, dan para Tabi'in lainnya.
Buku yang akan membawa kita kepada perenungan tentang hidup dari kisah-kisah para salafussalih.
Di zaman ketika anak-anak muslim kita lebih mengidolakan tokoh-tokoh di luar Islam, bagi saya menghadirkan kembali sosok-sosok ini dan memperkenalkannya kepada mereka adalah satu hal yang penting. Agar mereka bangga terhadap Islam, agar mereka tahu bahwa dunia itu kecil sekali dan tidak ada apa-apanya. Maka, yang harus menjadi prioritas mereka adalah bagaimana mereka mempersiapkan diri mereka untuk sebuah kehidupan yang abadi. Akhirat. Sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah dan para salafusshalih.
Wallahu a'alam.
Komentar
Posting Komentar