Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2015

Ibu, Tangan Kanan Peradaban Dunia

Ada satu quote menarik tentang bagaimana seorang ibu yang terdidik, mampu lahirkan generasi yang juga terdidik. “Mendidik seorang wanita berarti mendidik sebuah generasi”. Kau pernah merasakan setiap hari disibukkan dengan agenda yang sangat banyak, jadwal padat dengan satu peranmu. Dokter, misalnya. Atau pegawai bank. Mungkin juga koki di sebuah restoran.   Tapi pernah kau bayangkan? Dalam satu hari dan mungkin di waktu yang bersamaan, kau (harus) memiliki barbagai macam peran. Karena jika peran itu tidak kau pegang, maka banyak jiwa yang menjadi korban. Entah korban kelaparan, korban kebodohan, atau yang lebih mengerikan: kematian. Peran yang kumaksud adalah IBU. Ibuku, dan tentu saja mungkin ibumu. Ibu, yang jam kerjanya tak mengenal waktu. Ibu, yang dalam sehari atau bahkan dalam satu waktu memiliki peran ganda. Koki, Akuntan, Baby Sitter, Guru, Dokter, Perawat dan lainnya. Ia lah koki terhandal, meski mungkin ia tak jago masak, tapi bumbunya adalah cintanya, yang t...

Beyond The Blackboard

Film ini diangkat dari kisah nyata. Sebuah film yang   menceritakan tentang seorang guru muda bernama Miss Stacey yang ‘mendapat kehormatan’ untuk mengajar di sebuah tempat penampungan. Hari pertama menjadi guru di tempat itu, awalnya Miss Stacey mengira dia akan ditempatkan di sebuah sekolah pada umumnya, tapi dugaannya salah, tempat itu lebih mirip sebagai tempat penampungan, bukan sekolah. Tempat ia mengajar berada tepat bersebelahan dengan kereta. Dengan Suasana yang kacau; para orang tua merokok, beramai-ramai menonton TV bersama anak-anak, bahkan ketika ditunjukkan ke sebuah ruangan yang katanya ruang kelas, Miss Stacey masih ragu bahwa itu adalah ruang tempatnya mengajar murid-muridnya. Kotor, gelap, tidak ada textbook, bahkan ketika ia sedang mengajar di hari pertama, saat kereta lewat, bukan hanya seluruh benda di ruangan itu bergetar, tapi juga dari lubang muncul seekor tikus yang membuat seisi kelas gaduh. Kelas yang jauh dari rasa aman dengan fasilitas yang sang...

Makna Sebuah Kehilangan

“Uang di kotak amal yang untuk baksos hilang,” begitu pesan yang saya baca di grup WhatsApp.   Pesan berantai berisi istirja mengalir dari setiap anggota grup, juga tentang beberapa detik berisi pesan yang isinya tak beda jauh dari menyalahkan satu dengan yang lainnya. “Kan sudah saya bilang...” “Lho, waktu itu kan saya sudah pesan...” Hanya sebentar pertikaian itu, tapi mungkin ada hati yang terlukai. “Ya sudah kita ambil ibroh nya saja...” Kemudian hasil dari ibrah itu berbuah strategi. Walau kami percaya segala sesuatunya memang sudah kehendakNya, toh kehilangan inipun tak lepas dari kelalaian kami. “Ya Rosulullah, unta ini aku ikat terlebih dahulu atau aku biarkan saja tak diikat dan serahkan urusan ini kepada Allah?” sebuah kisah di abad lalu bersama seorang   paling cinta dan sahabatnya. Terlintas dibenak saya. “engkau ikat unta ini kemudian engkau serahkan urusan ini kepadaNya.” Dari kisah ini kemudian kita tahu, Rosulullah hendak mengajarkan makna ...