Setiap perjalanan memberikan hikmah, setiap pertemuan
menuai makna. Ya, asalkan semua itu dalam rangka ketaatan padaNya.
Allah sungguh baik memberikan saya kesempatan untuk
kembali belajar dari orang-orang yang bukan saya. Menakdirkan bertemu
kawan-kawan dari berbagai penjuru Indonesia di sebuah agenda yang tentu saja
bukan sebuah kebetulan. Seleksi Nasional Youth Leadership Forum Gerakan Mari
Berbagi. Dua hari dengan seribu cerita dan pengalaman. Dengan izin Allah saya
dipertemukan dengan pemuda-pemudi hebat yang memiliki impian, tujuan, kesadaran
yang tinggi terhadap potensi dirinya. Pemuda-pemudi yang tahu betul bahwa mereka
dicipta dengan sebaik-baik keadaan. Maka karya dan kerja merekapun melangit.
Pemuda-pemudi itu datang dari berbagi pulau. Jawa, Sumatera, Sulawesi, Papua
dan sebagainya dengan berbagai latar belakang budaya, agama, dialek yang
berbeda. Membuat bersyukur perbedaan itu menyatukan kita dalam satu rangkaian
aksara yang indah: INDONESIA. Pun latar belakang pendidikan yang beragam meski
rata-rata masih kuliah. Di UI, UGM, ITB, UIN Jakarta, UIN Makassar, UIN
Bandung, UNPAD, UNDIP, UIN Semarang, UNILA, UNSYIAH, UNY, UDAYANA , UNJ,
UNCEN,IPB, UPI, Al AZHAR, Tadulako, ITS, dan sebagainya. Mereka para pemuda yang memiliki kontribusi
lebih untuk lingkungan mereka dan bangsa. Mereka banyak yang merupakan para
penggagas sebuah komunitas sosial, relawan dan mereka banyak mewakili Indonesia
dalam acara-acara bergengsi Asia. Ah, saya merasa semakin kecil dan bodoh saja.
Tentu saja membuat saya semakin belajar. Bahwa di atas yang memiliki
pengetahuan, masih ada yang memiliki pengetahuan dan pengalaman jauh diatas
kita. Tak perlu merasa besar. Cukup karya kita yang besar, mengejewantah dalam
hidup kita
Dua
hari itu, meski dua hari kami merasa seperti seorang teman yang sudah lama
bertemu. Berbagi cerita, canda, tawa. Perkenalan beberapa detik lalu kami bagai
teman yang berhari-hari mengarungi perjalanan bersama.
Seleksi
itu terbagi dua. Pertama seleksi berkas dan aplikasi. Dari sekitar 500 lebih pendaftar, hanya
dipilih 140 orang untuk mengikuti seleki selanjutnya. Dari 140 orang itu
nantinnya akan dipilih 55 orang untuk ikut acara Youth Leadership Forum. Dan di
seleksi tahap dua itulah kami dipertemukan di Kemenpora pada tanggal 21-22
Maret .
Seleksi
yang harus kami jalani adalah seleksi visi-misi, kesehatan, Focus Discussion
Group, Afirmasi, Seni Budaya, Olahraga dan Bahasa Inggris.
Meski
pada akhirnya saya tidak lolos seleksi tahap dua, saya tidak menyesal sama
sekali sebab saya pernah dipertemukan dengan orang-orang yang mengisnpirasi
seperti mereka. Yang terpenting adalah bagaimana kita memaknai setiap proses
yang kita lakukan. Yang terpenting adalah, kita semakin belajar dari setiap
proses yang kita jalani. Yang terpenting adalah kita semakin berkontribusi
untuk bangsa dan agama.
Terima
kasih untuk kawan satu kelompok: Al, Fauzan, Agnes. Sekelompok bersama kalian benar-benar
‘gila’. Untuk Widia, Ka Udin, dan Intan yang membuat saya belajar betapa
nikmatnya makan gorengan disaat sore yang mendung, dalam keadaan lapar ditambah
secangkir perbincangan hangat yang dengannya mungkin saya akan rela menempuh
perjalanan jauh berjarak-jarak untuk bertemu mereka. Untuk ka Agus, kak Robby,
Ghaida dan ka Rici, betapa perjalanan bersama kalian begitu menyenangkan. Saya tak
perlu khawatir jika suatu saat menempuh perjalanan kembali dengan mereka.
Kolaborasi ramai, sadis, sok dekat, kalem, dan ketenangan yang mengagumkan.
Pada
akhirnya saya percaya, tujuan yang sama akan mempertemukan orang-orang yang
sama di perjalanan. Jikapun tak di perjalanan,
kita mungkin akan bertemu pada ujung jalan itu. And, we just need believe for this.
Semoga
tertakdir pertemuan kembali.
See
you on the Top!
I
Share Therefore I am

Komentar
Posting Komentar