Langsung ke konten utama

Menikmati Lezatnya Lapis-Lapis Keberkahan #1



Memburu berkah matlah berat, tapi justru di dalamnya ada banyak rasa nikmat.
Selamat Datang di Lapis-Lapis Keberkahan. Kita akan mengupas beriris-iris asas makna, hingga mampu mengemudi hati di jalan lurus, agar mesra dengan-Nya dalam ringkasnya hidup.
Selamat datang di Lapis-Lapis Keberkahan. Kita akan menata bertumpuk-tumpuk bahan karya hingga seayat ilmu, memadu setitis rizki, setitis rizqi membekali segerak amal dan segerak amal memperindah seisi bumi
Selamat datang juga di Blog saya, Pembaca yang Budiman ^^
Agar buku yang saya baca berlimpah manfaat dan berkah, terbesitlah diri untuk menulis resume dari tiap lapisan “Lapis-Lapis Keberkahan” karya Gurunda Salim A Fillah.
Selamat menikmati!


Menetap- Berbekal, Bertumbuh-Bertambah
Hari itu, sebagaimana tradisi persusuan pada bangsa Quroisy. Hari itu, wanita itu...Halimah As sa’diyah yang kelak kita kenal sebagai ibu susu manusia paling agung, Rosulullah. Ia bersama rombongan Bani Sa’d menuju Mekkah dengan tujuan mencari anak susuan. Berharap, keluarga dari anak susuan mereka memberi upah karena telah menitipkan anaknya kepada mereka.
Mari kita dengar bagaimana Ia, menceritakan perjalanannya....
“ Dengan menunggang keledai yang sudah amat lemah, unta yang tak lagi keluar susu, dan juga membawa bayiku sementara air susuku keluar sangat sedikit. Saat itu musim panas lagi kering. Diantara rombangan ini, hanya keluarga kami yang benar-benar payah keadaannya.”
“Rombongan tiba di Mekkah dengan kondisiku yang sangat tidak bisa dipercaya oleh bangsawan Quroisy untuk menitipkan anak-anak mereka padaku. Satu per satu teman-teman wanitaku sudah mendapat anak susuan mereka”
“Bayi itu, Bayi Muhammad. Yatim keadaanya. Apa yang bisa diharapkan dari keluarganya? Sementara imbalan itulah yang kami harapkan” begitulah mereka berpikir.
“Hari itu, saat rombongan sudah membawa anak susuan mereka untuk kembali. aku belum juga mendapatkannya. Tapi bagaimana mungkin aku kembali tanpa membawa apa-apa. Maka dengan izin suamiku, kujemput bayi Muhammad untuk kubawa sebagai anak susuanku.
“Lakukanlah. Semoga Allah memberi berkah lantaran anak itu.” suaminya menyetujui.
***
Maka seperti harapnya, hari-hari mereka  berlimpah kebaikan, kemudahan.
“Setelah aku mengambilnya, menggendongnya dan tiba-tiba saja kondisiku menjadi segar dan bertenaga. Ketika bayi itu menangis lapar dan aku ragu-ragu menyusuinya, payudaraku terasa penuh, air susuku menderas.” Kenangnya, “ suamiku bangkit menuju unta betina dan ambing susunya menjadi penuh. Keledai kami pulang dengan sangat bertenaga.”
Maka seperti harapnya, hari-hari mereka  berlimpah kebaikan, kemudahan dari arah yang tak terduga-duga.
***
Maka ini adalah berlapis-lapis berkah. Seperti maknanya. Dalam bukunya, dijelaskan bahwa makna berkah  dalam buku At Tabaarruq Anwa’uhu wa Ahkamuhu, Dr. Nashir ibn ‘Abdirrahman Al Juda’i, berkah adalah ats-stubuut (tetap) dan al-luzuum (terus melekat)
Al Khalil ibn Ahmad menyatakan bahwa Lafazh al-barku digunakan untuk menggambarkan sekawanan unta yang menderum setelah minum di dekat wahah (telaga di tengah padang pasir). Dengan demikian, berkah adalah menetap dalam ketentraman, seperti unta yang merasakan sejuk meski di sekitarnya panas terik.
Makna turunan selanjutbya dari berkah adalah an-namaa’ (berkembang) dan  a-ziyaadah (bertambah). Maka berkah itu bagaikan pokok yang menghujam akar, lalu ia tumbuh, batangnya bertambah, dan cabangnya berlipat . berkembanglah pula pucuk-pucuknya, menerbitkan bunga yang harum dan memunculkan buah yang ranum.
Makna selanjutnya adalah As Sa’aadah yang sering kita artikan sebagai “kebahagiaan” . tapi dalam kamus Lisaanul Arab ditekan-begitu Gurunda Salim menerangkan-  jika ada yang mengatakan “As’adallahul ‘abda wa sa’adah”, maka maknanya adalah “Allah telah memberi tafiq-Nya kepada sang hamba untuk melaksanakan amal yang diridhai-Nya, karena itulah ia beroleh kebahagiaan. Maka berkah, adalah kebahagiaan yang berakarkan ketaatan, atas karunia bimbingan Allah dalam melaksanakan apa yang diridhai-Nya.
Berkah, pada hakikatnya ia terletak dalam dada dan bersemayam di ruang-ruang rasa, maka wujud lahiriah dari berkah, boleh saja beraneka warnanya.
Maka di lapisan ini kita belajar, makna berkah, makna sebuah kesyukuran, kesabaran dan ketaatan padaNya.

Sumber Foto: Google

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Muhasabah Petang Lalu

”Barangsiapa yang belum pernah menemui kesulitan dalam proses pembelajaran ketika itu akan datang kepadanya suatu yang cepat berupa kesulitan dan kebodohan sepanjang hidupnya.” Cambuk bagi kita perkataan ulama Mesir diatas. Sebuah cambuk yang seharusnya menjadi renungan untuk para penuntut ilmu.

Tentang Kepenulisan #1

Pagiiiiiiii..........Hari ini cerah, bukan? Mari kita awali hari ini dengan bismillah dan semoga hal-hal baik membersamai kalian selalu. Setelah saya pikir-pikir, sepertinya blog saya ini kesannya diarish banget deh. nah...mulai saat ini, saya mau juga dong sharing2 ilmu tentag kepenulisan. semoga saja, ilmu yang sedikit ini bisa bermanfaat ya. Buat kalian yang seneng nulis, biasanya seneng juga nih dateng ke seminar-seminar/pelatihan-pelatihan menulis. selain karena ingin bertemu dengan pembicara-pembicaranya yang pastinya seorang penulis, juga pengen tau lebih banyak tentang dunia kepenulisan. Ini ada beberapa hal yang saya dapatkan ketika mengikuti seminar kepenulisan bersama bunda Asma Nadia dan Boim Lebon.

Pertemuan Kembali

Assalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barokatuh, teman-teman. Maasya Allah, alhamdulillahillazii bi ni'matihii tatimmusshalihat. Di bulan Syawwal yang insyaa Allah diberkahi ini, Allah masih memberikan kesempatan kita untuk menikmati segala karuniaNya. Maafkan, lama sekali tak bersapa langsung begini. Tersebab, ada project-project yang harus diselesaikan. Tersebab yang lain adalah, saya punya "kawan baru" yaitu mikroblog sebelah. Semoga ke depannya bisa lebih banyak bersama. Oya, project-project itu antara lain adalah mengedit tulsan seorang teman yang insyaa Allah akan meluncurkan buku keempatnya. Duh, ngomongin tentang peluncuran buku, jadi malu sendiri karena setahun kemarin merasa gak produktif untuk menulis sebuah buku, padahal target minimal setahun meluncurkan sebuah buku. Semoga tahun ini bisa tercapai. Oh, sekarang jadi tukang ngedit juga? Hehe, iya. Ahamdulillah sekaligus menerapkan ilmu yang dipelajari di kampus. Jadi kalau ada teman-teman yang membutu...