Memburu
berkah matlah berat, tapi justru di dalamnya ada banyak rasa nikmat.
Selamat
Datang di Lapis-Lapis Keberkahan. Kita akan mengupas beriris-iris asas makna,
hingga mampu mengemudi hati di jalan lurus, agar mesra dengan-Nya dalam
ringkasnya hidup.
Selamat
datang di Lapis-Lapis Keberkahan. Kita akan menata bertumpuk-tumpuk bahan karya
hingga seayat ilmu, memadu setitis rizki, setitis rizqi membekali segerak amal
dan segerak amal memperindah seisi bumi
Selamat
datang juga di Blog saya, Pembaca yang Budiman ^^
Agar
buku yang saya baca berlimpah manfaat dan berkah, terbesitlah diri untuk
menulis resume dari tiap lapisan “Lapis-Lapis Keberkahan” karya Gurunda Salim A
Fillah.
Selamat
menikmati!
Menetap- Berbekal, Bertumbuh-Bertambah
Hari
itu, sebagaimana tradisi persusuan pada bangsa Quroisy. Hari itu, wanita
itu...Halimah As sa’diyah yang kelak kita kenal sebagai ibu susu manusia paling
agung, Rosulullah. Ia bersama rombongan Bani Sa’d menuju Mekkah dengan tujuan mencari
anak susuan. Berharap, keluarga dari anak susuan mereka memberi upah karena
telah menitipkan anaknya kepada mereka.
Mari
kita dengar bagaimana Ia, menceritakan perjalanannya....
“
Dengan menunggang keledai yang sudah amat lemah, unta yang tak lagi keluar
susu, dan juga membawa bayiku sementara air susuku keluar sangat sedikit. Saat
itu musim panas lagi kering. Diantara rombangan ini, hanya keluarga kami yang
benar-benar payah keadaannya.”
“Rombongan
tiba di Mekkah dengan kondisiku yang sangat tidak bisa dipercaya oleh bangsawan
Quroisy untuk menitipkan anak-anak mereka padaku. Satu per satu teman-teman
wanitaku sudah mendapat anak susuan mereka”
“Bayi
itu, Bayi Muhammad. Yatim keadaanya. Apa yang bisa diharapkan dari keluarganya?
Sementara imbalan itulah yang kami harapkan” begitulah mereka berpikir.
“Hari
itu, saat rombongan sudah membawa anak susuan mereka untuk kembali. aku belum
juga mendapatkannya. Tapi bagaimana mungkin aku kembali tanpa membawa apa-apa.
Maka dengan izin suamiku, kujemput bayi Muhammad untuk kubawa sebagai anak
susuanku.
“Lakukanlah.
Semoga Allah memberi berkah lantaran anak itu.” suaminya menyetujui.
***
Maka
seperti harapnya, hari-hari mereka
berlimpah kebaikan, kemudahan.
“Setelah
aku mengambilnya, menggendongnya dan tiba-tiba saja kondisiku menjadi segar dan
bertenaga. Ketika bayi itu menangis lapar dan aku ragu-ragu menyusuinya,
payudaraku terasa penuh, air susuku menderas.” Kenangnya, “ suamiku bangkit
menuju unta betina dan ambing susunya menjadi penuh. Keledai kami pulang dengan
sangat bertenaga.”
Maka
seperti harapnya, hari-hari mereka
berlimpah kebaikan, kemudahan dari arah yang tak terduga-duga.
***
Maka
ini adalah berlapis-lapis berkah. Seperti maknanya. Dalam bukunya, dijelaskan
bahwa makna berkah dalam buku At Tabaarruq
Anwa’uhu wa Ahkamuhu, Dr. Nashir ibn ‘Abdirrahman Al Juda’i, berkah adalah
ats-stubuut (tetap) dan al-luzuum (terus melekat)
Al
Khalil ibn Ahmad menyatakan bahwa Lafazh al-barku digunakan untuk menggambarkan
sekawanan unta yang menderum setelah minum di dekat wahah (telaga di tengah
padang pasir). Dengan demikian, berkah adalah menetap dalam ketentraman,
seperti unta yang merasakan sejuk meski di sekitarnya panas terik.
Makna
turunan selanjutbya dari berkah adalah an-namaa’ (berkembang) dan a-ziyaadah (bertambah). Maka berkah itu
bagaikan pokok yang menghujam akar, lalu ia tumbuh, batangnya bertambah, dan
cabangnya berlipat . berkembanglah pula pucuk-pucuknya, menerbitkan bunga yang
harum dan memunculkan buah yang ranum.
Makna
selanjutnya adalah As Sa’aadah yang sering kita artikan sebagai “kebahagiaan” .
tapi dalam kamus Lisaanul Arab ditekan-begitu Gurunda Salim menerangkan- jika ada yang mengatakan “As’adallahul ‘abda
wa sa’adah”, maka maknanya adalah “Allah telah memberi tafiq-Nya kepada sang
hamba untuk melaksanakan amal yang diridhai-Nya, karena itulah ia beroleh
kebahagiaan. Maka berkah, adalah kebahagiaan yang berakarkan ketaatan, atas
karunia bimbingan Allah dalam melaksanakan apa yang diridhai-Nya.
Berkah,
pada hakikatnya ia terletak dalam dada dan bersemayam di ruang-ruang rasa, maka
wujud lahiriah dari berkah, boleh saja beraneka warnanya.
Maka
di lapisan ini kita belajar, makna berkah, makna sebuah kesyukuran, kesabaran
dan ketaatan padaNya.
Sumber Foto: Google

Komentar
Posting Komentar