Langsung ke konten utama

Abang, Pulanglah...



Abang, dimana? kapan kembali?
Akankah waktu berbaik hati pertemukan kita?
Atau selamanya ia kejam, menghendaki perpisahan yang tak ku inginkan.
Abang, dimana? Kapan kembali?
Akankah waktu berbaik hati menghapus air mata dari yang mencinta?
air mata ibu seringkali luruh mengingatmu
juga denganku, juga dengan yang lainnya.
tak ada yang bisa menghapus kecuali kedatanganmu.
Abang dimana? Kapan kembali?
Akankah waktu berbaik hati
Agar yang tercinta, ibu tak lagi mengatakan kata yang mampu menghentikan suapan makanan ketika kami makan.
“ abangmu, dimana? Makan apa?”
Setetes air mata jatuh dari mata redupnya yang selalu memancarkan cinta.
“ abangmu, pernah bilang; orek tempe buatan ibu selalu enak”
Setetes lagi...
“ abangmu, katanya selalu rindu dengan kolak singkong buatan ibu, agar-agar buatan ibu yang berbeda. Jika rindu, bukankah seharusnya dia segera pulang?”
Tidak setetes dua tetes lagi air mata jatuh, tapi deras...deras...isak-isak tangis antara kami.
“ abang, dimana? Kapan kembali?”
Akankah waktu berbaik hati mengembalikanmu kembali?
Katanya, petang adalah cara waktu mengembalikan cinta kembali ke rumah?
Benarkah begitu? Nyatanya, entah berapa ratus kali petang lewat, tak kami temukan wajah teduhmu di ambang pintu
Apa makna itu tak berlaku untuk kita?
“abang, dimana? Kapan kembali?”
Dulu katamu ‘tak usah menungguku kembali’
Sesak...sesak sekali... sedang orang-orang yang mencintaimu tak pernah seharipun melewati pagi dan petang tanpa berharap agar kau kembali disini.
Menunggu pagi dan petang adalah juga menunggu kedatanganmu.
Abang, dimana...pulanglah...

-ditulis lalu, sebelum ia yang kucinta kembali menemui Robb nya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Muhasabah Petang Lalu

”Barangsiapa yang belum pernah menemui kesulitan dalam proses pembelajaran ketika itu akan datang kepadanya suatu yang cepat berupa kesulitan dan kebodohan sepanjang hidupnya.” Cambuk bagi kita perkataan ulama Mesir diatas. Sebuah cambuk yang seharusnya menjadi renungan untuk para penuntut ilmu.

Tentang Kepenulisan #1

Pagiiiiiiii..........Hari ini cerah, bukan? Mari kita awali hari ini dengan bismillah dan semoga hal-hal baik membersamai kalian selalu. Setelah saya pikir-pikir, sepertinya blog saya ini kesannya diarish banget deh. nah...mulai saat ini, saya mau juga dong sharing2 ilmu tentag kepenulisan. semoga saja, ilmu yang sedikit ini bisa bermanfaat ya. Buat kalian yang seneng nulis, biasanya seneng juga nih dateng ke seminar-seminar/pelatihan-pelatihan menulis. selain karena ingin bertemu dengan pembicara-pembicaranya yang pastinya seorang penulis, juga pengen tau lebih banyak tentang dunia kepenulisan. Ini ada beberapa hal yang saya dapatkan ketika mengikuti seminar kepenulisan bersama bunda Asma Nadia dan Boim Lebon.

Pertemuan Kembali

Assalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barokatuh, teman-teman. Maasya Allah, alhamdulillahillazii bi ni'matihii tatimmusshalihat. Di bulan Syawwal yang insyaa Allah diberkahi ini, Allah masih memberikan kesempatan kita untuk menikmati segala karuniaNya. Maafkan, lama sekali tak bersapa langsung begini. Tersebab, ada project-project yang harus diselesaikan. Tersebab yang lain adalah, saya punya "kawan baru" yaitu mikroblog sebelah. Semoga ke depannya bisa lebih banyak bersama. Oya, project-project itu antara lain adalah mengedit tulsan seorang teman yang insyaa Allah akan meluncurkan buku keempatnya. Duh, ngomongin tentang peluncuran buku, jadi malu sendiri karena setahun kemarin merasa gak produktif untuk menulis sebuah buku, padahal target minimal setahun meluncurkan sebuah buku. Semoga tahun ini bisa tercapai. Oh, sekarang jadi tukang ngedit juga? Hehe, iya. Ahamdulillah sekaligus menerapkan ilmu yang dipelajari di kampus. Jadi kalau ada teman-teman yang membutu...