Langsung ke konten utama

Menoreh Peradaban Islam dengan Perdamaian (Sebuah Catatan Malam Muhasabah Akbar SALAM UI)

Bismillah, kali ini saya akan sedikit berbagi tentang ilmu yang saya dapat ketika mengikuti acara Malam Akbar Muhasabah yang diselenggarakan oleh LDK SALAM UI. Untuk talk show ini lebih banyak membahas tentang tragedi Rohingya atau Rakhine atau nama awalnya adalah Arakhan.
"Peradaban Islam..." Begitu Bapak Nashir Abbas, selaku narasumber memulainya, "adalah peradaban yang paling unggul dari semua peradaban yang ada."
Sementara Shofwan Al Banna, narasumber lainnya, menjelaskan ketika ditanya oleh moderator, bagaimana cara membantu Rohingya dari sisi diplomasi.
Yang harus diketahui bersama, bahwa di Rohingya benar adanya krisis kemanusiaan. Banyak minoritas Rohingya terusir dari tanahnya. Tahun ini puncaknya; 400ribu orang terusir dan melarikan diri dari negaranya.
"Kalau mereka rela dan nekat mengajak anak-anaknya untuk mengarungi samudera dengan kapal yang over load, berhari-hari untuk pergi dari rumah dan negerinya. Rela Terombang-ambing di lautan, itu pasti karena yang mereka alami di rumah mereka (jika mereka tetap bertahan) jauh lebih mengerikan." Hal ini terjadi karena adanya kekerasan struktural dan sistematis yang dilakukan militer Myanmar terhadap mereka.
Konflik yang terjadi di Rohingya sudah berlangsung lama.
Sebenarnya, di awal-awal kemerdekaan Myanmar, Rohingya masih diakui. Bahkan ada beberapa Mentri kepercayaan berasal dari orang-orang Rohingya. Sampai adanya proyek nasionalisasi Burma/Myanmar dengan cara memperkuat identitas nasional. Dampaknya, terjadi marginalisasi terhadap Rohingya dengan dicabutnya hak-hak kemanusiaan mereka. Terlebih, Myanmar mulai membuka diri sehingga banyak investor-investor berdatangan. Imbasnya, mereka menginginkan tanah yang dihuni oleh orang-orang Rohingya. "Daripada membeli tanah kepada orang-orang Rohingya, mending diusir sekalian. Yang akhirnya sasaran mereka bisa terwujud. Apa sasarannya? Mengenyahkan orang-orang Rakhine/Rohingya.
Lalu apa yang bisa dunia internasional lakukan?
Fokus bagaimana isu ini menjadi isu internasional dan harus ada tekanan dari Internasional untuk menyelesaikan konflik Rohingya yang sudah berlarut-larut. Membantu mereka dengan dana sangat dianjurkan, tapi dunia Internasional jangan hanya berhenti di satu sisi itu. Di sisi lain, harus ada jalan bagaimana agar konflik ini bisa selesai dan Rohingya dapat diakui di negaranya.


Alhamdulilah. Sedikit kan? Tapi semoga bermanfaat.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Muhasabah Petang Lalu

”Barangsiapa yang belum pernah menemui kesulitan dalam proses pembelajaran ketika itu akan datang kepadanya suatu yang cepat berupa kesulitan dan kebodohan sepanjang hidupnya.” Cambuk bagi kita perkataan ulama Mesir diatas. Sebuah cambuk yang seharusnya menjadi renungan untuk para penuntut ilmu.

Tentang Kepenulisan #1

Pagiiiiiiii..........Hari ini cerah, bukan? Mari kita awali hari ini dengan bismillah dan semoga hal-hal baik membersamai kalian selalu. Setelah saya pikir-pikir, sepertinya blog saya ini kesannya diarish banget deh. nah...mulai saat ini, saya mau juga dong sharing2 ilmu tentag kepenulisan. semoga saja, ilmu yang sedikit ini bisa bermanfaat ya. Buat kalian yang seneng nulis, biasanya seneng juga nih dateng ke seminar-seminar/pelatihan-pelatihan menulis. selain karena ingin bertemu dengan pembicara-pembicaranya yang pastinya seorang penulis, juga pengen tau lebih banyak tentang dunia kepenulisan. Ini ada beberapa hal yang saya dapatkan ketika mengikuti seminar kepenulisan bersama bunda Asma Nadia dan Boim Lebon.

Pertemuan Kembali

Assalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barokatuh, teman-teman. Maasya Allah, alhamdulillahillazii bi ni'matihii tatimmusshalihat. Di bulan Syawwal yang insyaa Allah diberkahi ini, Allah masih memberikan kesempatan kita untuk menikmati segala karuniaNya. Maafkan, lama sekali tak bersapa langsung begini. Tersebab, ada project-project yang harus diselesaikan. Tersebab yang lain adalah, saya punya "kawan baru" yaitu mikroblog sebelah. Semoga ke depannya bisa lebih banyak bersama. Oya, project-project itu antara lain adalah mengedit tulsan seorang teman yang insyaa Allah akan meluncurkan buku keempatnya. Duh, ngomongin tentang peluncuran buku, jadi malu sendiri karena setahun kemarin merasa gak produktif untuk menulis sebuah buku, padahal target minimal setahun meluncurkan sebuah buku. Semoga tahun ini bisa tercapai. Oh, sekarang jadi tukang ngedit juga? Hehe, iya. Ahamdulillah sekaligus menerapkan ilmu yang dipelajari di kampus. Jadi kalau ada teman-teman yang membutu...