Ya Allah, hari itu aku menemukannya, sosok yang kata-katanya membuatku
terbuai, jiwa yang santunnya membuatku tersentuh, dan pesona yang
hatinya membuatku enggan untuk tidak memercayainya.
Syukurku selalu pada-Mu ya Allah, sebab Kau telah memberiku kesempatan dan kepercayaan atas titipan cinta-Mu yang kian aliri diriku untuk terus dan terus tanpa henti dan tak lelah menanti hanya dengan membawa satu makna bahwa aku adalah seorang yang sangat memedulikannya.
Kuharap Engkau selalu membimbingku ya Allah, agar suatu saat ketika semua ini harus kutinggalkan, sebentuk kata akan mengiriku, menemaniku, dan meyakinkan jiwaku bahwa aku telah membuatnya berarti.
Aku tahu bahwa pada suatu saat nanti aku harus pergi. Juga kutahu bahwa aku harus meninggalkannya, namun Ya Rabb wahai Zat yang Mahakuasa….
Tidakkah Engkau melihat…?
Tidakkah Engkau mendengar…?
Bahwa tak pernah kulewatkan satu saat pun dalam segala shalat dan tahajudku untuk tidak meminta yang terbaik untuknya kepada-Mu?
Dan meskipun air mata ini tidak lagi dapat menggugah jiwanya, atau mungkin pilu itu tak lagi dapat membuatnya tersentuh….
Kepadamu wahai Zat yang Mahatinggi, biarkan aku ikhlas dalam keadaan ini, bimbing aku menuju sabar itu, tuntunlah aku untuk dapat membuatnya tenteram walau aku tak bisa bertemu dengannya lagi. Jadikan dia sebentuk permata bagi agama-Mu, seperti permata yang memancarkan mata air kasih sayang penghias keluarga nabi-Mu yang suci.
Ya Allah, ya Rahman, apakah kini untaian maaf tak lagi layak untuk termohonkan dari sebuah jiwa yang pasti akan kembali pada-Mu? Aku tahu diri ini sudah salah menjejak, sejak dulu semestinya aku dapat pahami bahwa aku tidak pernah punya kekuatan untuk menyusulnya di jalan-Mu.
Untuk menggetarkan jiwa itu…
Untuk luluhkan tatapan itu…
Bahkan untuk mengubur perasaan itu…
Ya Allah, terima kasih… “t.e.r.i.m.a.k.a.s.i.h.” telah memberiku anugerah untuk dapat menjadikannya istimewa dalam ruang di mana perasaan itu tumbuh.
Ya Allah, maaf… “m.a.a.f.” kuhaturkan tak terhingga atas kesalahanku pada hamba-Mu yang telah kupaksa menjadi bagian terindah atas perasaan yang juga nyata milik-Mu.
"Dan bila, terakhirnnya kita bersama...pastilah Allah yang menyatukan kita..."
Syukurku selalu pada-Mu ya Allah, sebab Kau telah memberiku kesempatan dan kepercayaan atas titipan cinta-Mu yang kian aliri diriku untuk terus dan terus tanpa henti dan tak lelah menanti hanya dengan membawa satu makna bahwa aku adalah seorang yang sangat memedulikannya.
Kuharap Engkau selalu membimbingku ya Allah, agar suatu saat ketika semua ini harus kutinggalkan, sebentuk kata akan mengiriku, menemaniku, dan meyakinkan jiwaku bahwa aku telah membuatnya berarti.
Aku tahu bahwa pada suatu saat nanti aku harus pergi. Juga kutahu bahwa aku harus meninggalkannya, namun Ya Rabb wahai Zat yang Mahakuasa….
Tidakkah Engkau melihat…?
Tidakkah Engkau mendengar…?
Bahwa tak pernah kulewatkan satu saat pun dalam segala shalat dan tahajudku untuk tidak meminta yang terbaik untuknya kepada-Mu?
Dan meskipun air mata ini tidak lagi dapat menggugah jiwanya, atau mungkin pilu itu tak lagi dapat membuatnya tersentuh….
Kepadamu wahai Zat yang Mahatinggi, biarkan aku ikhlas dalam keadaan ini, bimbing aku menuju sabar itu, tuntunlah aku untuk dapat membuatnya tenteram walau aku tak bisa bertemu dengannya lagi. Jadikan dia sebentuk permata bagi agama-Mu, seperti permata yang memancarkan mata air kasih sayang penghias keluarga nabi-Mu yang suci.
Ya Allah, ya Rahman, apakah kini untaian maaf tak lagi layak untuk termohonkan dari sebuah jiwa yang pasti akan kembali pada-Mu? Aku tahu diri ini sudah salah menjejak, sejak dulu semestinya aku dapat pahami bahwa aku tidak pernah punya kekuatan untuk menyusulnya di jalan-Mu.
Untuk menggetarkan jiwa itu…
Untuk luluhkan tatapan itu…
Bahkan untuk mengubur perasaan itu…
Ya Allah, terima kasih… “t.e.r.i.m.a.k.a.s.i.h.” telah memberiku anugerah untuk dapat menjadikannya istimewa dalam ruang di mana perasaan itu tumbuh.
Ya Allah, maaf… “m.a.a.f.” kuhaturkan tak terhingga atas kesalahanku pada hamba-Mu yang telah kupaksa menjadi bagian terindah atas perasaan yang juga nyata milik-Mu.
"Dan bila, terakhirnnya kita bersama...pastilah Allah yang menyatukan kita..."
Komentar
Posting Komentar