Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2014

Abang, Pulanglah...

Abang, dimana? kapan kembali? Akankah waktu berbaik hati pertemukan kita? Atau selamanya ia kejam, menghendaki perpisahan yang tak ku inginkan. Abang, dimana? Kapan kembali? Akankah waktu berbaik hati menghapus air mata dari yang mencinta? air mata ibu seringkali luruh mengingatmu juga denganku, juga dengan yang lainnya. tak ada yang bisa menghapus kecuali kedatanganmu. Abang dimana? Kapan kembali? Akankah waktu berbaik hati Agar yang tercinta, ibu tak lagi mengatakan kata yang mampu menghentikan suapan makanan ketika kami makan. “ abangmu, dimana? Makan apa?” Setetes air mata jatuh dari mata redupnya yang selalu memancarkan cinta. “ abangmu, pernah bilang; orek tempe buatan ibu selalu enak” Setetes lagi... “ abangmu, katanya selalu rindu dengan kolak singkong buatan ibu, agar-agar buatan ibu yang berbeda. Jika rindu, bukankah seharusnya dia segera pulang?” Tidak setetes dua tetes lagi air mata jatuh, tapi deras...deras...isak-isak tangis antara kam...

Mahasiswa dan Sampah

Bukan, sampah yang saya maksud disini bukan sampah dalam makna konotasi, tapi benar-benar sampah dalam makna sebenarnya. Ya, sampah yang biasa kita temui dimana-mana. Dimana-mana loh ya, bukan Cuma di tempat sampah, karena toh pada kenyataannya saya jarang   melihat sampah yang banyak di tempat sampah tapi lebih sering melihat sampah-sampah itu berserakan di jalan, di atas rumput taman kampus, di loby fakultas, bahkan di dalam kelas tempat mahasiswa belajar! Well, seolah-olah saya tukang sampah banget sampe tau keadaan tempat sampah yang ‘sepi’ dari sampah. No, no, no, saya bukan tukang sampah, saya hanya suka mengembara dari tempat sampah yang satu ke tempat sampah yang lain *samaaja*