Abang, dimana? kapan kembali? Akankah waktu berbaik hati pertemukan kita? Atau selamanya ia kejam, menghendaki perpisahan yang tak ku inginkan. Abang, dimana? Kapan kembali? Akankah waktu berbaik hati menghapus air mata dari yang mencinta? air mata ibu seringkali luruh mengingatmu juga denganku, juga dengan yang lainnya. tak ada yang bisa menghapus kecuali kedatanganmu. Abang dimana? Kapan kembali? Akankah waktu berbaik hati Agar yang tercinta, ibu tak lagi mengatakan kata yang mampu menghentikan suapan makanan ketika kami makan. “ abangmu, dimana? Makan apa?” Setetes air mata jatuh dari mata redupnya yang selalu memancarkan cinta. “ abangmu, pernah bilang; orek tempe buatan ibu selalu enak” Setetes lagi... “ abangmu, katanya selalu rindu dengan kolak singkong buatan ibu, agar-agar buatan ibu yang berbeda. Jika rindu, bukankah seharusnya dia segera pulang?” Tidak setetes dua tetes lagi air mata jatuh, tapi deras...deras...isak-isak tangis antara kam...
"Dan aku wahai Rabb-ku, belum pernah kecewa dalam berharap kepadaMu"