Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2013

Ini antara Kau dan Aku

           “Jangan pernah lupain aku ya, De” katamu meminta.           Aku terperangah. Adakah yang salah? Ah ya, mungkin sepekan ini aku terlalu sibuk dengan tugas-tugas yang menumpuk. Tentu, karena aku yang menumpuknya.             Beberapa waktu lalu kau mengirimku pesan singkat meminta sedikit tausiyah atau sekedar motivasi.. Aku tak tau suasana apa yang sedang hinggap di hatimu. Tapi jika begitu, pastilah ada sesuatu yang membuatmu resah tak nyaman. Bukankah dulu itu yang sering kulakukan. Menyapamu meski hanya lewat pesan singkat berisi kata-kata sederhana. Tanpa kau minta. Beberapa pekan ini? Bukan karena aku melupakanmu. Ah, siapa yang mampu melupakan seorang teman, sahabat, yang telah ku anggap sebagai bagian dari hidupku. Jikapun lama tak singgah di kotamu, percayalah...jika waktu mengizinkan, tentu...tentu tempat pertama yang ku kunjungi adalah rumah tempatmu tinggal.

Sajak Palsu (Agus R, Sarjono)

Selamat pagi Pak, selamat pagi Bu, ucap anak sekolah dengan sapaan palsu.   Lalu mereka pun belajar sejarah palsu dari buku-buku palsu.   Di  akhir sekolah mereka terperangah melihat hamparan nilai mereka yang palsu. Karena tak cukup nilai, maka berdatanganlah mereka ke rumah-rumah bapak dan ibu guru untuk menyerahkan amplop berisi perhatian dan rasa hormat palsu.   Sambil tersipu palsu dan membuat tolakan-tolakan palsu, akhirnya pak guru dan bu guru terima juga amplop itu sambil berjanji palsu untuk mengubah nilai-nilai palsu dengan nilai-nilai palsu yang baru. Masa sekolah demi masa sekolah berlalu, mereka pun lahir sebagai ekonom-ekonom palsu, ahli hukum palsu, ahli pertanian palsu, insinyur palsu.   Sebagian menjadi guru, ilmuwan atau seniman palsu. Dengan gairah tinggi mereka  menghambur ke tengah pembangunan palsu dengan ekonomi palsu sebagai panglima palsu. Mereka saksikan ramainya perniagaan palsu dengan ekspor dan impor palsu yang meng...

Apa Kabar, Ray?

                    Apa kabar, Ray? Bukankah jawabanmu adalah selalu baik-baik saja. Menjawab dengan senyum terindah yang kau miliki. Menjawab dengan usapan tanganmu yang lembut di kepalaku. Untuk meyakinkan bahwa kau baik-baik saja. Bahkan disaat kritismu.                 Apa kabar, Ray? Hujan Februari masih saja sama. Langit kelabu dengan rintik airnya yang hanya berhenti pada beberapa saat saja.